E-Mail Marketing, Masih Efektifkah?

Tulisan kedua puluh lima dalam rangka 31 Hari Menulis.
Saya punya 210 unread messages (SMS) di HP saya. Kebanyakan isinya adalah promosi seperti dari HiburanAsik, Bank, Restoran dan Retail. Dan ketika saya tanyakan ini ke teman-teman atau para peserta #KelasPakAndin, mereka juga punya jumlah unread SMS yang sama-sama banyak. Padahal, yang saya tahu, harga 1 kali kirim SMS blast berkisar di Rp 200 per pesan.
Jadi, apa alternatif lain dari SMS Blast? Jawaban paling dekatnya adalah E-Mail Marketing. Meskipun ada juga yang mulai memanfaatkan Pop-Up Notification di website atau mobile app. E-Mail Marketing bukan barang baru, tapi menurut riset di tahun 2020 ini, open rate nya masih di sekitar 20-25%. Ya lumayan lah 1 dari 4 orang buka emailnya.
Yang terpenting dari e-mail menurut saya adalah :
- Judulnya.
Dengan judul yang menarik, pasti akan meningkatkan open rate - Isinya.
Nggak sekedar jualan, tapi juga ngasih manfaat. Tampilannya enak dilihat. Nggak usah terlalu panjang juga. - Call To Action.
Setelah buka email, lalu pembaca diminta kemana? - Result
Bandingkan satu e-mail dengan e-mail yang lain dari segi open rate, click rate dan unsubscribe rate.
Buat yang mau mencoba E-Mail Marketing, bisa pakai tools sejuta umat yaitu Mailchimp. Gratis untuk 2.000 kontak pertama dan 10.000 e-mail per bulan. Tapi kalau yang gratis, ada logo Mailchimp dibawahnya.
Yang menarik dari Mailchimp ini adalah, sudah disediakan template, tinggal drag and drop, dan yang paling penting, ada analyticsnya. Jadi kita bisa tahu email kita ini dibuka berapa persen, oleh siapa saja, dibuka berapa kali dan berapa banyak yang klik.
Biar ada gambaran e-mail marketing yang bagus, coba aja kita Amati-Tiru-Modifikasi dari e-mail yang ada di bagian promotion kita. Mana yang bagus dari segi judul, isi dan call to action, bisa kita tiru dan modifikasi sesuai dengan kebutuhan kita.
Selamat mencoba.