Istimewa Negerinya, Istimewa Orangnya

Tujuh tahun di Jogja bukan waktu yang sebentar untuk menjiwai semangat yang dimiliki Yogyakarta dan orang-orangnya. Dimulai dari 2009 saat pertama kali menetap sebagai mahasiswa, hingga akhirnya beranjak di tahun 2015 untuk menafkahi keluarga. Semua tentang Jogja akan selalu ada didalam jiwa (nyanyikan dengan nada Isyana).
Semangat kreativitas orang-orang Jogja selalu terasa dalam setiap peristiwa. Meskipun bukan asli Jogja tapi dari seluruh Indonesia, siapa yang menetap di Jogja dan memiliki semangat ala Jogja, sudahlah pantas disebut orang-orang Jogja. Beruntunglah saya dipertemukan dengan orang-orang yang luar biasa memanfaatkan pikirannya untuk dirinya, sekitarnya, dan kota tercintanya. Saya pun sudah menganggapnya sebagai keluarga saya di Jogja, untuk berbagi cerita.
Keluarga kreatif pertama saya di Jogja adalah Swaragama FM. Sebagai radio anak muda di lingkungan akademis, seluruh tim produksinya yang kebanyakan anak muda dari berbagai daerah termasuk saya, mencurahkan berbagai ide untuk berbagi informasi dengan masyarakat Jogja utamanya para mahasiswa 24 jam. Bentuknya beragam, dengan mengundang komunitas yang ada, melaporkan setiap berita dari titik peristiwa melalui on-air maupun on-line, dan mengadakan berbagai kegiatan bersama para pendengar. Seperti liputan sederhana ini misalnya.
Keluarga kedua saya di Jogja adalah komunitas iklan Jogja yang luar biasa banyak idenya. Bersama Mas Arief Budiman dan Mas Affi Khresna, saya diberikan kesempatan untuk bergaul dan berkarya bersama di ajang festival kreatif Pinasthika sejak 2011 hingga 2014. Juga dalam event Gropyokan Korupsi bersama KPK dan Jogja Gumregah pada 2015. Banyak akal, nyeni, namun tetap selo, adalah beberapa ciri khas dari orang-orang ini. Guyon dan gojek (bercanda, bukan nama ojek online) tapi tetap bisa diandalkan ada semangat yang selalu ada.
Dari tahun ke tahun yang nggak boleh kelewatan. @PinasthikaFest #Hero2Hore, 17-20 September 2015 pic.twitter.com/ZApk9Qr2KC
— (Mas) Andin Rahmana (@andinrahmana) September 11, 2015
Dan yang juga tak kalah berkesan adalah bertemu dengan berbagai tokoh Jogja, mewawancarai untuk dijadikan inspirasi dalam webseries Jagoongan. Jogja Digital Valley dengan semangat berbagi mensponsori saya, Saga Iqranegara dan Afit Husni untuk bisa berkeliling Jogja, merekam obrolan inspiratif bersama para tokoh Jogja yang membanggakan Jogja dengan karyanya. Hingga akhirnya dari awal yang sederhana, terangkumlah 51 episode webseries yang sampai saat ini masih bisa diakses dan diharapkan terus membawa semangat kreasi dan inovasi bagi anak muda Jogja yang punya semangat tinggi, banyak gagasan dan waktu yang luang dibandingkan pemuda dari kota lainnya.
Beberapa episode yang tidak bisa saya lupakan adalah saat berbincang santai dengan M. Noor Arief, founder Dagadu sambil berkeliling markas besar Dagadu di Yogyatorium, Gedong Kuning. Berawal dari semangatnya yang sangat sederhana, Dagadu bisa menjadi ikon kebanggan Yogyakarta.
Saptuari, motivator unggulan Yogyakarta yang sudah kemana-mana namanya juga ingin mengajak seluruh Indonesia untuk berwirausaha dan banyak berbagi dari domisilinya di Yogyakarta. Tulisannya dalam berbagi status dan kata-katanya dalam berbagai seminar selalu menggugah.
Dan juga almarhum Kristupa Saragih, sosok dibalik fotografer.net yang menjadi wadah para fotografer Indonesia bahkan ASEAN berbagi ilmu dan karya. Kecintaannya pada Jogja membuatnya pulang dari kerja di luar negeri, dan mengembangkan fotografer.net walau bermodal seadanya.
Semangat berkomunitas kota Jogja juga sangat kental, dan mungkin tidak ditemukan di kota-kota lainnya. Disini saya menemukan berbagai komunitas unik. Sebut saja RaboSoto, komunitas dimana setiap hari Rabu berkeliling warung soto se-Jogja. Terdengar kurang berfaedah, tapi betapa banyaknya teman baru dan pengatahuan khazanah kuliner baru yang bisa didapatkan dengan bergabung dalam komunitas ini.
Ada juga komunitas NontonYK, yang mengumpulkan para penggemar film untuk nonton bersama-sama film terbaru sekaligus menambah teman baru (dan mungkin pacar baru). Tidak perlu lagi mengantri, karena koordinator dalam NontonYK sudah memastikan para peserta hanya perlu datang, nonton, berkenalan, mendapatkan hadiah dan pulang dengan sejumlah nomor handphone baru yang tersimpan.
Dan yang tak kalah seru adalah komunitas SyawalJuga. Dipelopori oleh warganet Jogja yang guyup dan suka berkumpul, saya kebetulan pernah datang beberapa kali. Acaranya adalah berkumpul dalam rangka Syawalan, saling ngobrol dan bagi-bagi hadiah, serta hiburan yang diisi oleh seluruh pesertanya.
Sungguh banyak cerita penuh makna dari orang-orang di Jogja. Orang-orang yang tahu bagaimana menikmati hidupnya. Orang-orang yang berjuang namun tetap bercanda. Semangat inilah yang dibawa oleh para alumni Jogja saat sudah tersebar ke seluruh Indonesia, bahkan seluruh dunia. Dari Jogja untuk Indonesia. Dari Indonesia menjadi Jogja.
Jogja selalu istimewa. Seperti kata Jogja Hiphop Foundation, istimewa negerinya dan istimewa orangnya. Pada akhirnya, Menjadi Jogja, Menjadi Indonesia.