Produser Siaran Pagi

Produser Siaran Pagi

Andin Rahmana August 16, 2017 No Comments

Setiap kali dengar orang bilang, “Duh susah banget nih bangun pagi”, rasanya pengen bilang “Coba deh jadi produser siaran pagi, setiap hari ngantor jam 5 pagi”. Itu cuma masalah kebiasaan kok, lama-lama bisa karena biasa.

Banyak yang nggak tahu kalau jauh sebelum punya tim digital sendiri di Swaragama FM, salah satu radio anak muda di Jogja, aku mengawalinya dengan jadi asisten program siaran pagi selama kurang lebih 2 tahun. Jadi ceritanya, salah satu bagian dari training calon penyiar adalah membantu penyiar program prime time untuk menyiapkan topik bahasan hari tersebut, tips dan informasi yang akan dibacakan selama siaran, mengecek jadwal iklan, membantu interaksi dengan pendengar, mengelola social media selama program berlangsung, dan sejenisnya. Nah kebetulan aku dapatnya program Jogja Pagi bersama Tika Yusuf, yang siaran setiap jam 5 pagi. Berarti harus datang jam berapa? 4.30. Berarti harus bangun jam berapa? 4.00. Selama 2 tahun.

Menuju hari pertama tugas, H-1 siangnya sudah nyiapin segala macam materi, dan milih nggak tidur biar nggak kelewatan. Hari kedua milih tidur di kantor. Mulai hari ketiga dan seterusnya, sudah mulai dapat ritmenya. Jangan senang dulu, karena ternyata, kedisiplinan untuk bangun pagi cuma satu hal dari banyak hal menarik lainnya. Jadi produser program pagi dituntut untuk kreatif, peka, dan menjiwai programnya sendiri. Setiap hari ditantang untuk membahas hal yang berbeda, tapi tetap relevan dengan tema besar program dan nyambung sama pendengarnya.

Efek positifnya selain disiplin dan lebih kreatif juga banyak ternyata. Jadi ngerti cara ngomong yang bagus itu gimana. Jadi lebih tahu khazanah lagu-lagu Indonesia dan mancanegara. Jadi update terus tentang apa yang lagi happening. Kecemplung di dunia digital pun dulu diawali dari mengaktifkan social media Swaragama jadi jalur interaksi program Jogja Pagi ini. Istilah yang diberikan dari Kak Tika waktu itu adalah, penyiar Twitter, karena memindahkan isi siaran untuk bisa diikuti juga via timeline Twitter. Tebak-tebakan, info pagi, dan ngobrol-ngobrolnya pun jadi lebih enak via Twitter. Surprisingly responnya luar biasa tinggi dan jadi yang tertinggi dari program-program di radio yang sama bahkan diantara radio lain di Jogja.

Karena bosen cuma mengikuti pakem program yang sudah ada, dengan keleluasaan kreasi program yang diberikan Mas Boma (program director) dan Kak Tika (host program), akhirnya aku mencoba bereksperimen beberapa hal. Beberapa diantaranya adalah memperkaya sound effect yang lebih lucu dan segar, dan eksperimen lainnya yang alhamdulillah masih bertahan sampai sekarang adalah membuat segmen 1 menit Good News From Indonesia, bekerjasama dengan akun twitter @GNFI waktu itu, yang juga diapresiasi sangat positif dari pendengar dan manajemen di kantor. Ini rekaman salah satu episodenya.

Setelah lama megang program pagi, akhirnya mulai megang program lain seperti program analisa tulisan tangan On-Air GraphoTips bersama Pak Bayu Ludvianto, dan punya segmen 1 jam sendiri berjudul #DigitaLife. Kedua yang disebut terakhir ini juga nggak kalah seru, karena dulu belum ada model konsultasi analisis tulisan tangan lewat radio, dan ternyata bisa diakali lewat social media. Responnya bagus, dan programnya bertahan sampai sekarang. Kalau DigitaLife, dari segmen 1 jam seminggu sekali, berubah jadi segmen 1 menit setiap hari, dan akhirnya hilang tak berbekas, hahaha.

Pada akhirnya, karena bekerja industri media, kita diajarkan untuk nggak cuma ngomong sendiri, tapi dua arah untuk mendengarkan apa yang disukai orang lain, dalam hal ini pendengar. Karena sebuah program punya beberapa komponen : penyiarnya, musiknya, isinya dan interaksinya, semuanya harus menyenangkan bagi pendengarnya dan bukan si penyiar asyik sendiri. Karena radio adalah teman untuk pendengarnya. Jadi yang suka kesepian, dengerin radio aja #eh.

Tulisan ini dibuat sambil streaming Swaragama FM di dengerin.swaragamafm.com. Download juga aplikasinya ya!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Your Comment
Your Name
Your Email
Your Website